Kamis, 03 Februari 2011

Pembalap MotoGP Muntah di Helmnya


Pembalap Rizla Suzuki Alvaro Bautista gagal mengikuti sesi tes terakhir MotoGP di Sepang, Malaysia. Dalam sesi tes kemarin, Rabu 3 Februari 2011, Bautista dua kali muntah. Bahkan salah satunya dilakukan Bautista di helmnya sendiri.

Padahal dalam sesi tes pertama yang berlangsung 1 Februari lalu, Bautista sempat duduk di peringkat enam. Hasil baik itu berlanjut sehari kemudian saat Bautista duduk di peringkat delapan dengan catatan waktu 2 menit 1,687 detik.

"Alvaro tidak melakukan putaran hari ini (Kamis) dan muntah di helmnya. Di datang dan muntah lagi di garasi," kata tim manajer Paul Denning seperti dilansir Crash Net.

"Saya tidak tahu apakah ini memang karena cuaca panas atau cuma karena dia sakit," tambahnya.

Membuka helm full face yang benar-benar sesuai regulasi memang tidak mudah. Helm seolah mencengkram wajah. Belum lagi pembalap harus membuka sarung tangannya dulu sebelum membuka ikatan helm.

Denning kemudian menegaskan kalau Bautista kini dalam kondisi baik-baik saja setelah dibawa kembali ke hotel. Sore harinya, Bautista kembali bergabung dengan timnya di sore hari untuk sama-sama meninggalkan Malaysia. Mereka dijadwalkan kembali ke Sepang 22-24 Februari mendatang untuk sesi tes kedua.

"Secara keseluruhan tes ini berjalan baik buat Alvaro, dan kami juga cukup puas," kata Denning.

Senat AS Minta Mubarak Serahkan Kekuasaan





Kalangan pejabat AS dikabarkan sudah membicarakan rencana transisi kekuasan di Mesir.
Senat Amerika Serikat (AS) mengesahkan resolusi yang meminta Presiden Mesir, Hosni Mubarak, segera mengalihkan kekuasaannya kepada pemerintahan sementara demi mengatasi gejolak di negerinya.

Pejabat AS pun dikabarkan mulai membicarakan rencana pemerintahan sementara di Mesir pasca lengsernya Mubarak. Menurut stasiun berita ABC News, keputusan dari majelis tinggi parlemen AS itu disahkan pada Kamis malam waktu Washington DC (Jumat pagi WIB). Resolusi itu dipelopori oleh politisi dari Partai Demokrat, John Kerry, dan John McCain, senator dari Partai Republik.

Resolusi dari Senat itu tidak berpengaruh langsung kepada Mesir. Namun, keputusan di parlemen AS itu menjadi simbol keprihatinan dari Washington atas situasi di Mesir. "Resolusi itu mengekspresikan keprihatinan yang mendalam dari Senat AS atas perkembangan yang terjadi di Mesir saat ini," kata Kerry.

Ketegangan masih berlangsung di Mesir, bahkan muncul bentrokan berdarah antara massa pemrotes dengan para pendukung Mubarak. Dia sendiri sudah menyatakan tidak akan mundur hingga masa jabatannya berakhir September mendatang. Dia menyatakan tidak akan ikut pemilu lagi.

Sementara itu, harian The New York Times melaporkan bahwa kalangan pejabat AS melakukan sejumlah pembicaraan menyangkut rencana transisi kekuasaan dari Mubarak kepada pemerintahan sementara Mesir.

Berdasarkan rencana itu, Wakil Presiden yang baru diangkat Mubarak, Omar Suleiman, akan segera memulai proses reformasi konstitusi dengan dukungan militer dan Menteri Pertahanan Mesir.